GPZ | PEMALANG - Tatkala mentari masih bersembunyi, Wamsu (55) laki-laki asal Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes yang tinggal di kontrakan daerah Paduraksa Pemalang sudah mengayuh gerobak daganganya yang banyak berisi hiasan kaligrafi.
Laki-laki berlogat sunda itu beranjak dari tempat kontrakannya bersama 10 teman sesama padagang kaligrafi, ada yang berkeliling ke daerah selatan Kecamatan Bantarbolang, ada juga yang seputar daerah Kecamatan Taman .
Wamsu sendiri lebih memilih berkeliling di seputar Kecamatan Pemalang Kota. Ia mengaku, sudah dua tahun ini berkeliling menjual kaligrafi di Pemalang.
Ditemui saat berhenti istirahat sehabis sarapan pagi di depan gerbang sebuah komplek perumahan di Kelurahan Bojong Bata Pemalang kota , Wamsu pedagang kaligrafi menceritakan kepada awak media , jika dirinya
"Bersama 10 teman berasal dari daerah Salem Brebes, karena sumber mata pencaharian di desa sulit, akhirnya merantau ke Pemalang, sebagai karyawan penjual hiasan kaca kaligrafi," ujarnya saat ditemui Media GPZ saat beristirahat di Komplek Perumahan di Kelurahan Bojong Bata Pemalang Kota, Kamis (26/05).
Tak hanya hiasan kaligrafi, ia juga menjual kaca cermin serta lukisan proklamator dari kaca dengan berbagai ukuran dan harga, mulai dari ukuran kecil, sedang hingga besar, dengan harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp400 ribu.
Dari hasil penjualan, jika laku Wamsu mendapat upah dari sang majikan, namun ia tidak menyebutkan berapa upah yang diterima.
Ia bercerita, sebelum menjajakan dagangan kaligrafi di Pemalang, ia berpuluh tahun lalu mengadu nasib di Ibukota Jakarta dengan dagangan yang sama seperti saat ini, hanya saja menurutnya dahulu dagang seperti ini hasilnya lebih lumayan.
"Sekarang mah sepi mas semenjak ada corona, sehari kadang tanpa pembeli," tuturnya.
(Rgl)